Sufyan Ats-Tsauri mengatakan, “Silakan kau suruh aku menjaga rumah mewah penuh harta melimpah, namun jangan kau suruh aku menjaga wanita yang tidak halal bagiku meskipun berupa budak yang hitam legam”
Termasuk dari rahmat-Nya, Allah menciptakan hamparan dunia begitu indah lengkap dengan keragaman muatannya. Menganugerahkan kepada manusia berbagai kekayaan penuh pesona. Anak, istri, harta, tahta, dan dunia seluruhnya begitu menyejukkan mata. Allah berfirman,
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ
الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ
الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ
ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآب
“Dijadikan indah pada
(pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS. Ali
‘Imran: 14)
Ayat di atas menjelaskan
bahwa mencintai wanita dan dunia adalah fitrah manusia. Seorang laki-laki tidak
dilarang mencintai wanita selama aplikasi cintanya tidak melanggar syariat.
Seorang manusia tidak dilarang mencintai dunia selama kecintaannya tidak
mennjerumuskan kepada maksiat. Namun sadarkah, sejatinya di balik keindahan itu
semua adalah fitnah (ujian) untuk manusia?
Para ulama menjelaskan,
tatkala Allah menjadikan dunia terlihat indah di mata manusia, ditambah dengan
berbagai aksesorisnya yang memikat, mulailah jiwa dan hati condong kepadanya.
Dari sini manusia terbagi menjadi dua kubu sesuai dengan pilihannya. Sebagian
orang menjadikan seluruh anugerah tesebut sebagai tujuan hidupnya. Seluruh
pikiran dan tenaga dikerahkan demi meraihnya, hal itu sampai memalingkan mereka
dari ibadah. Akhirnya mereka tidak peduli bagaimana cara mendapatkannya dan
untuk apa kegunaannya. Ini adalah golongan orang-orang yang kelak menerima azab
yang pedih. Sedangkan golongan yang kedua adalah orang-orang yang sadar bahwa
tujuan penciptaan dunia ini adalah untuk menguji manusia, sehingga mereka
menjadikannya sarana untuk mencari bekal akhirat. Inilah golongan yang selamat
dari fitnah, merekalah yang mendapat rahmat Allah[1].
Wanita, Ujian Terbesar Kaum Laki-laki
Di antara pesan agung yang
bisa kita petik dari ayat di atas bahwa wanita, dunia, dan seisinya adalah
fitnah (ujian) bagi manusia. Akan tetapi di antara fitnah-fitnah tersebut yang
paling besar dan paling dahsyat adalah fitnah wanita. Oleh karena itu Allah
menyebut pada urutan yang pertama sebelum menyebut anak-anak, harta, dst. Oleh
karena itu pula Imam Ibnu Hajar mengatakan, “Allah menyebut wanita pada urutan
yang pertama sebelum menyebut yang lainnya. Ini memberikan sinyal bahwa fitnah
wanita adalah induk dari segala fitnah.”
Ungkapan Imam Ibnu Hajar
ini selaras dengan hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang
diriwayatkan dari Usamah Bin Zaid. Beliau bersabda,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي
فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Aku tidak meninggalkan
satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita.”
(HR. Bukhari: 5096 dan Muslim: 2740)
Hadis ini tidak
berlebihan. Karena fakta memang telah membuktikan. Meskipun wanita diciptakan
dengan kondisi akal yang lemah, namun betapa banyak lelaki yang cerdas, kuat
gagah perkasa, dibuat lemah tunduk di bawahnya. Meskipun para wanita diciptakan
dengan keterbatasannya, namun betapa banyak para penguasa jatuh tersungkur
dalam jeratnya. Meskipun wanita dicipta dengan keterbatasan agama, namun betapa
banyak ahli ibadah yang dibuat lalai dari Tuhannya.
Tidak sedikit seorang
miliader kaya raya nekad berbuat korupsi demi istri tercinta. Tidak jarang
darah tertumpah, pedang terhunus, karena wanita. Betapa banyak orang waras
dengan akal yang sempurna menjadi gila gara-gara wanita. Bahkan sering kita
jumpai seorang laki-laki rela bunuh diri demi wanita. Atau yang lebih parah
dari itu semua entah berapa orang mukmin yang mendadak berubah menjadi kafir
gara-gara wanita. Pantaslah jika rasulullah mengatakan fitnah wanita adalah
fitnah yang luar biasa.
Bahkan betapa umat
terdahulu hancur binasa juga gara-gara wanita. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam mengabarkan dalam sabdanya,
إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ
خضرة، وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا، فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ،
فَاتَّــقُوا الدُّنْــيَا وَاتَقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِـي
إِسْرَائِـيلَ كَانَتْ فِي النِسَاءِ
“Sesungguhnya dunia ini
begitu manis nan hijau. Dan Allah mempercayakan kalian untuk mengurusinya,
Allah ingin melihat bagaimana perbuatan kalian. Karenanya jauhilah fitnah dunia
dan jauhilah fitnah wanita, sebab sesungguhnya fitnah pertama kali di kalangan
Bani Israil adalah masalah wanita” (H.R. Muslim: 2742)
Apa Kata Ahli Ilmu?
Semenjak Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam mengingatkan umatnya dari bahaya fitnah wanita, para ulama
juga tidak henti-hentinya mengingatkan umat ini dari ancaman tersebut. Banyak
untaian nasihat mereka yang telah diabadikan di dalam literatur-literatur
mereka.
Yusuf Bin Asbath
mengatakan, “Seandainya aku mendapat amanah untuk menjaga baitulmal, saya
optimis bisa melaksanakannya. Namun jiwaku tidak akan merasa aman jika
dipercaya untuk berduaan dengan seorang wanita sekalipun dari kalangan negro,
meski sesaat saja.”[2]
Sufyan Ats-Tsauri
mengatakan, “Silakan kau suruh aku menjaga rumah mewah penuh harta melimpah,
namun jangan kau suruh aku menjaga wanita yang tidak halal bagiku meskipun
berupa budak yang hitam legam.”[3]
Said bin Musayyib
mengatakan[4], “Tidak ada yang saya takutkan melebihi ketakutanku terhadap
wanita”. Kita lihat betapa beliau sangat takut dengan fitnah wanita, padahal
usia beliau saat itu sudah menginjak umur 84 tahun. Tidak hanya itu,
penglihatan beliau juga sudah rabun, itu pun yang bisa dipergunakan hanya
tinggal satu mata. Namun demikian beliau masih tidak merasa aman dari fitnah
wanita.
Bertakwalah Wahai Kaum Pria..
Bahaya fitnah wanita bukan
sekadar teori untuk diketahui, akan tetapi yang lebih urgen adalah mengambil
langkah preventif untuk menghindar dan antisipasi. Cukuplah firman Allah dan
sabda nabi serta perkataan ulama di atas menjadi bahan pertimbangan bagi kita
untuk coba menantang fitnah tersebut, apa lagi mencicipi.
Sabar dan takwa kepada
Allah serta menjaga hak-hak-Nya, itulah cara untuk membebaskan diri dari fitnah
ini. Dengan bekal takwa, seorang laki-laki mampu menahan pandangannya, menahan
hasrat jiwanya. Dengan bekal takwa pula Allah akan memberikan penjagaan kepada
hamba-Nya.
Allah telah membuktikan
penjagaan-Nya kepada nabi Yusuf ‘alaihis salam dari fitnah Zulaikha
lantaran beliau bertakwa, menjaga hak-hak Allah Ta’ala[5].
وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ
وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَى بُرْهَانَ رَبِّهِ كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ
السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
“Sesungguhnya wanita
itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun
bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda
(dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran
dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.”
(QS. Yusuf: 24)
Sadarlah Wahai Kaum Hawa..
Tulisan ini bukan dimaksudkan
untuk mendiskreditkan para wanita yang begitu ringkih dan lemah. Apa lagi
sampai menuduh mereka makhluk yang menjadi sumber petaka, jahat dan keji. Tidak
sama sekali…
Akan tetapi penulis hanya
ingin berkongsi ilmu serta mengingatkan, bahwa di balik kelemahan wanita
tersimpan potensi yang sangat luar biasa untuk menggoda serta membinasakan
laki-laki yang kuat perkasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan
kepada para wanita di zaman beliau,
مَا رَأَيْتُ مِنْ
نَاقِصَاتِ عَقْلٍ وَدِينٍ أَذْهَبَ لِلُبِّ الرجل الحازم من إحداكن
“Aku tidak melihat ada
manusia yang kurang akal dan agamanya, namun mampu meluluhkan nalar lelaki
perkasa selain kalian”
Seandainya pun Anda tidak
memiliki kecantikan, kedudukan, dan kesempatan seperti apa yang dimiliki
Zulaikha, akan tetapi Anda harus tahu barangkali tidak ada lelaki saat ini yang
mampu menahan fitnah wanita seperti Yusuf.
Jika demikian halnya,
hendaklah setiap wanita berusaha menjaga diri. Jangan sampai ia menyebabkan
para lelaki berpaling dari Allah atau menyebabkan mereka bermaksiat kepada
Allah. Baik itu suaminya, orang tuanya, saudaranya, ataupun orang lain.
Sungguh maha adil Allah,
ketika Allah memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada para wanita untuk menjadi
fitnah terbesar di dunia, Allah juga memberikan kesempatan sebesar-besarnya
kepada mereka untuk menjadi perhiasan termahal dunia. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda,
الدنيا متاع، وخير متاع
الدنيا المرأة الصالحة
“Dunia adalah perhiasan,
dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim: 1467)
Kisah Fitnah Dalam Sejarah..
Sebagai penutup, berikut
kita simak beberapa kisah klasik yang sempat mengubah sejarah akibat fitnah
wanita. Di antaranya adalah kisah nabi Adam dan Hawa yang sudah
tidak asing bagi kita. Ketika Iblis merasa putus asa lantaran tidak bisa
menggoda Adam.
Kisah Shalih sang
muazin[6]. Dikisahkan ada seorang pemuda bernama Shalih sang Muazin. Suatu
ketika saat ia menaiki menara untuk mengumandangkan azan, ia melihat
seorang gadis nasrani yang rumahnya berada di sisi masjid.
Ternyata peristiwa itu
membuat sang pemuda jatuh hati dan terfitnah. Ia pun mendatangi rumahnya dan
mengetuk pintunya.
“Siapa?” Tanya sang gadis.
“Saya Shalih tukang
adzan.”
Sang gadis pun membukakan
pintu untuknya. Tatkala sudah masuk ke dalam rumah, sang pemuda berusaha
memeluknya.
“Apa-apaan ini..! Kalian
ini orang yang diberi amanat..!” teriak sang gadis mengingatkan.
“Kau ingin saya bunuh atau
melayani keinginanku?” jawab pemuda.
“Saya tidak sudi. Saya
tidak mau melayanimu kecuali jika kamu meninggalkan agamamu..!”
Pemuda tersebut
mengatakan, “Aku telah berlepas diri dari agamaku dan dari ajaran Muhammad.”
Sang pemuda semakin
mendekat. Sang pemuda mulai tersungkur bertekuk lutut dalam pelukan
jerat-jerat asmara. Saat itulah sang gadis menyuruhnya untuk memakan
daging babi dan menengguk minuman keras. Sang pemuda menurut bagai kerbau yang
dicocok hidungnya. Ketika sang pemuda sedang dalam keadaan mabuk berat, ia
disuruh untuk naik loteng. Akhirnya sang pemuda jatuh dan mati dalam keadaan
kafir. Wal’iyyadzubillah.
Ibnul Jauzi mengatakan,
“Waspadalah..! –semoga Allah merahmatimu- jangan sampai engkau berani menantang
sumber fitnah, sebab orang yang mendekatinya akan jauh dari keselamatan. Jika
waspada darinya identik dengan keselamatan, sebaliknya menantangnya identik
kebinasaan. Sangat jarang orang yang mendekati fitnah mampu selamat dari
jeratnya.”[7]
Daftar Pustaka:
1.
Ibnul Jauzi, Abdur Rahman.
(2002). Dzammul Hawa. Libanon: Darul kutub Al ‘Arabiy
2.
Al Bukhari, Muhammad.
(1998). Shahih Al Bukhari. Riyadh, KSA: Baitul Afkar Ad Dauliyah
3.
Muslim. (2001). Shahih
Muslim. Riyadh, KSA: Maktabatur Rusyd
4.
Ibnu Rajab, Abdur Rahman.
(2008). Jami’ul ‘Ulum Wal Hikam. Beirut; Dar Ibnu Katsir
5.
As Sa’di, Abdurrahman.
(2007). Taisir Karimir Rahman. Riyadh, KSA: Maktabatur Rusyd
[1] Lihat penjelasan
selengkapnya dalam tafsir As Sa’di, hal. 123-124
[2] Dzammul Hawa,
hal. 180
[3] ibid
[4] ibid, hal. 179
[5] Lihat penjelasan ini
dalam Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, hal. 440
[6] Dzammul Hawa,
hal. 409
[7] Dzammul Hawa,
hal. 168
Penulis: Agus Pranowo
Wanita, Ujian Terbesar Kaum Laki-Laki
Reviewed by bigbungs
on
19.18
Rating:
Tidak ada komentar: